Jumat, 18 Maret 2011

Liburan penuh petaka di Puncak

Di sebuah cafe di daerah Jakarta Barat....

“ Gais, liburan kemana ne kira-kira?” tanya seorang cowok yang nampak lebih tua banding ke 9 teman nya yang lain.
“ gak tau ne, Mil. Lagi gak ada duit “ ucap cewek yang berkulit putih.
“ eh, Gi, Yol, Jen, Yul , Ti, Mil,Jhon, Bal, Gil gimana kita coba undian yang disana ?” ucap Olga menunjuk sebuah tempat undian ke Puncak
“ Gile lo, di antara kita semua kan gak ada yang hoki-hoki amat “ ucap Yolanda menepuk tangan Olga yang duduk di samping nya.
“ eh, gak ada salah nya nyobak kali lagian tuh liat tulisan nya gratis “ ucap Jenny

Mereka pun mendatangi tempat undian itu saat Jamil memutar tempat undian yang keluar adalah bola emas mereka dapat hadiah utama ke Puncak selama 1 minggu danginap di villa dan untung nya itu untuk 10 orang.

Saat di suruh menandatangani surat penyataan mereka di suruh stam pakai darah. Dalam hati Anggi, Yolanda ,Jenny serta Jhonatan, Iqbal “ kok kayak nya aneh ya ?” ucap mereka akhirnya mereka tidan stam pakai darah mereka melain kan memakai tinta merah karna mereka merasa ada sesuatu. Dan penjaga loket itu hanya tersenyum meliat mereka berlima.

Sampai di depan rumah itu nampak terawat dan bersi serta Villa itu cukup mewah penjaga memberitau.” Tanga sebelah kana untuk para wanita dan sebelah Kiri untuk laki-laki. Jangan keluar ketika malam itu berbahaya “ ucap penjaga villa tersenyum.

Saat anak-anak cewek masukin kamar nya. dia kamar Jenny, yolanda, dan Anggi nampak bersi namun saat mereka melihat kamar Hasti dan Yulia nampak kotor tapi tetap saja mereka berdua bilang “ kmar kami ini sudah sangat bersi Jenny “ ucap mereka berdua dan jadi Jenny tak bisa bilang apa –apa lagi. Tidak jauh beda dengan Jonatan dan Iqbal kejadian mereka pun seperti itu.

Ke esokan pagi nya di meja makan....

“ wah nampak nya makanan nya enak ne, ucap Jamil. Jonatan , Iqbal yang melihat Mie goreng itu nampak melihat cacing begitu pula dengan Anggi, Jenny & Yolanda. Tidak ingin mengangu selera makan temannya.

“ pak , ada roti “ tanya Jonatan
“ ada den “ ucap Penjaga vila itu. Akhirnya mereka berlima hanya memakan Roti
“ kenapa kalian makan roti mie nya kan enak “ ucap Hasti
“ engak lagi pengen Roti aja iya kan yol “ ucap Anggi
“ yap” Yolanda.

Mereka mengitari villa dan bermain di dalam Kolam renang bersama. Pada malam hari nya Jamil nampak keluar dari kamar pada hal sudah dilarang oleh penjaga Villa karna saat malam Villa itu tidak aman dan penjaga Villa juga tidak ada di tempat malam itu. Kamar Anggi yang balkon kamar nya langsung bisa melihat kolam renang melihar Jamil beranang tapi tak dia pedulikan dia hanya menulis diari nya...

Kenapa sih dia ...
tak pernah sadar apa yang ia lakukan , selalu dan selalu menyakiti ku!! aku membencinya !!

Itu yang di tulis Anggi saat ia menulis itu ia melihat Jamil seperti tertarik kedalam air dan dalam beberapa detik darah banyak keluar membuat Kolam renang itu menjadi merah karna itu Anggi berteriak sekencang-kencang nya dan menagis saking terkejut nya, Semua orang mendatangi kamar nya.

“ Anggi ada apa?”tanya Yolanda panik
“ liat di bawah “ ucap Anggi yang masih Syok selepas apa yang ia liat barusan.
“ A.....” teriak semua anak perempuan...
“ Jamil , dia meningal “ ucap Jenny saat mereka ingin menuju kolam renang ada sebuah suara yang mengaget kan mereka.

“ jangan keluar malam, kalau kalian tidak ingin mati “ kata penjaga villa
“ tapi, Jamil pak ?” ucap Iqbal
“ itu kesalahan nya karna dia tidak mau dengar kata-kata saya.”ucap penjaga Villa itu
“ kalo begitu besok pagi kami mau pulang “ ucap Jonatan
“ kalian tidak bisa pulang sampai 1 minggu kedepan semua tempat berbahaya untuk kalian sekali kalian melakah keluar dari rumah ini kalian mati “ ucap penjaga villa itu
“ kenapa seperti ini “ tanya Hasti
“ karna kalian , telah menandatangani surat itu dengan darah. Dan setiap orang itu akan mati bila tidak berhati-hati “ ucap penjaga Villa .
“mati lah kita “ Olga
dalam hati, Jonatan, Yolanda, Jenny, Anggi,& Iqbal “ aku tak menandatangani nya dengan darah berarti aku takan mati kan “ ucap batin mereka

Sementara Hasti, Olga, Yulia & Agil “ Mati aku, aku takan mati kan “ ucap batin mereka

“ tapi kalian bisa selamat dengan menghancurkan rantai kematian itu”
“ gimana carnya pak “ ucap mereka
“ kalian harus mengacaukan rangkaian kematian itu, kalo tidak salah selanjut nya Olga maka jangan sampai dia mati kalian harus korbankan salah satu dari kalian sendiri “ ucap penjaga Villa itu lalu pergi.

Mereka kembali kekamar masing-masing, Olga yang ketakutan menuju kamar Anggi dan memukul kepala Anggi sampai berdarah, sudah memastikan dia mati, Olga memasukan nya ke dalam kamar mandi.

Tapi nyatanya pagi hari nya yang terlihat adalah Olga jatuh dari tanga dan di bawah tangga nampak beberapa pisau tajam, sementara mereka tak bis temukan Anggi.

Malam selanjut nya adalah giliran Hasti, dia ketakutan setengah mati menuju kamar Yolanda dan berniat membunuh nya Hasti melakukan cara yang sama seperti Olga lakukan pada Anggi.

Saat sudah keluar dari kamar Yolanda, Hasti menuju kamarnya tapi yang ada malah Agil sedang ingin membunuh Yulia, dia mencoba menghentikan perbuatan Agil tapi nyatanya pisau Agil tanpa sengaja terkena di jantung hasti.

“ kau bukan malah menghancurkan rangkaiaan kematian itu malah mempercepat nya dan sekarang adalah Giliran ku, Agil kau akan mati “ ucap Yulia , namun Agil berhasil mengelak
“ dari pada kita berdua bertengkar mending kitta bunuh saja Iqbal” ucap Agil. Mereka mencari Iqbal namun tak ada begitu pula ,dengan Jenny, dan Jonatan, akhirnya mereka, saling menyakiti, Yulia berhasil membunuh Agil malam jatuh dari tanga da terkena paku-paku tajam dan mati...

Sementara ke lima anak tadi...

“ aduh , aku dimana ??” ucap Yolanda yang baru sadar
“ kau pikir aku tau , “ ucap Jenny yg sedang duduk bersama Anggi, Iqbal, & Jonatan.
“ kita terkurung disini, sampai 2 hari lagi baru kita lepas, mereka berlima sudha mati “ ucap Jonatan membuat Yolanda menjadi murung.

2 hari kemudian pintu di bukakan dan ke 5 sahabat itu mendatangi makam teman-teman nya.
“ kita berlima tidak ikut dalam hal ini karna kita berstam bukan dengan dara melain kan tinta itu karna nya kita tidak mati walau di pukul oleh mereka kita hanya pingsan. Seandai nya mereka tau. Apa yang terjadi” ucap Yolanda
“ ya lebih baik hal ini hanya Kita berlima yang tau jangan sampai yang lain “ ucap Jenny
“ ya , kami setuju “ ucap Jonatan, Iqba & Anggi.

Mereka pun melangkah pergi dari kuburan teman-teman mereka dengan jalan sendiri-sendiri...

0 komentar:

Posting Komentar